Keperawatan Gawat Darurat - 25 Latihan Soal dan Pembahasan Ujian Kompetensi Ners

Berikut kumpulan soal dan pembahasan UKOM Ners Keperawatan Gawat Darurat yang dirancang untuk melatih kemampuan analisis klinis, prioritas tindakan, dan penatalaksanaan pasien kritis sesuai dengan prinsip ABCDE dan BLS/ACLS.

Soal dan Pembahasan Ujian Kompetensi Ners – Keperawatan Gawat Darurat



Soal dan Pembahasan

1. Seorang pasien datang ke IGD dengan luka tusuk di dada kiri. Pasien sesak berat, tekanan darah 80/50 mmHg, trakea deviasi ke kanan. Tindakan segera perawat:

A. Pasang infus RL cepat
B. Berikan oksigen
C. Siapkan dekompresi jarum
D. Beri analgesik

Jawaban: C

Tanda klasik tension pneumothorax. Tindakan darurat: lakukan needle decompression di ICS 2 midclavicular line sebelum chest tube.

2. Pasien korban kecelakaan lalu lintas, tidak sadar, GCS 7, napas tidak teratur. Prioritas perawat:

A. Pasang infus
B. Lindungi jalan napas dan siapkan intubasi
C. Cek tekanan darah
D. Lakukan rontgen

Jawaban: B

GCS ≤ 8 = risiko gagal napas. Prioritas: airway management (intubasi) untuk menjaga ventilasi dan oksigenasi.

3. Pasien syok hipovolemik akibat perdarahan aktif. Cairan awal yang diberikan:

A. Dextrose 5%
B. Ringer Laktat
C. Albumin
D. Plasma

Jawaban: B

Cairan pilihan utama pada syok hipovolemik adalah Ringer Laktat atau NaCl 0,9% untuk resusitasi cepat.

4. Pasien dengan syok anafilaktik mengalami sesak, tekanan darah 70/40 mmHg, nadi 130x/menit. Obat utama:

A. Dexamethasone
B. Diphenhydramine
C. Adrenalin IM
D. Dopamin

Jawaban: C

Epinefrin IM (0,3–0,5 mg) adalah terapi pertama untuk syok anafilaktik. Kortikosteroid dan antihistamin hanya terapi tambahan.

5. Pasien pingsan di ruang tunggu. Tidak ada napas dan nadi. Langkah pertama:

A. Pasang oksigen
B. Cek respon dan minta bantuan
C. Pasang infus
D. Lakukan defibrilasi

Jawaban: B

Langkah awal RJP: cek respon dan panggil bantuan, kemudian periksa napas dan nadi untuk menentukan kebutuhan kompresi.

6. Frekuensi kompresi dada pada RJP dewasa adalah:

A. 60–80/menit
B. 100–120/menit
C. 80–90/menit
D. 130/menit

Jawaban: B

Panduan ACLS terbaru menyebutkan kompresi dilakukan 100–120 kali/menit dengan kedalaman 5–6 cm.

7. Pasien dengan trauma kepala berat menunjukkan refleks muntah saat dilakukan suction. Tindakan yang benar:

A. Lanjutkan suction
B. Hentikan suction segera
C. Tambahkan tekanan negatif
D. Posisikan kepala rendah

Jawaban: B

Refleks muntah = tanda rangsang medula. Hentikan suction untuk mencegah aspirasi dan peningkatan tekanan intrakranial.

8. Pasien dengan nyeri dada hebat, keringat dingin, tekanan darah 90/60 mmHg. Tindakan keperawatan prioritas:

A. Berikan oksigen 4–6 L/menit
B. Siapkan EKG 12 lead
C. Beri aspirin
D. Pasang infus

Jawaban: A

Pasien diduga infark miokard akut. Oksigenasi prioritas untuk mencegah hipoksia miokard.

9. Pasien luka bakar 40% tubuh, nadi cepat, tekanan darah turun. Prioritas utama:

A. Balut luka dengan kasa steril
B. Berikan cairan RL sesuai rumus Parkland
C. Berikan analgesik
D. Oleskan salep antibiotik

Jawaban: B

Resusitasi cairan penting untuk mencegah syok hipovolemik pada luka bakar luas.

10. Pasien trauma abdomen tumpul, nadi cepat, tekanan darah 80/60 mmHg, distensi perut. Diagnosis kemungkinan:

A. Syok neurogenik
B. Syok hipovolemik
C. Syok kardiogenik
D. Syok sepsis

Jawaban: B

Perdarahan internal akibat trauma abdomen menyebabkan syok hipovolemik.

11. Pasien mengalami kejang selama 3 menit. Setelah berhenti, pasien tidak sadar. Tindakan awal:

A. Pasang infus
B. Posisikan miring kiri
C. Berikan diazepam IV
D. Posisikan terlentang

Jawaban: B

Posisi miring kiri mencegah aspirasi dan menjaga jalan napas setelah kejang (fase post-ictal).

12. Pasien trauma dengan fraktur terbuka pada tibia. Tindakan awal:

A. Balut dengan kasa steril dan imobilisasi
B. Cuci luka dengan antiseptik
C. Tarik tulang ke posisi normal
D. Berikan antibiotik oral

Jawaban: A

Balut steril dan imobilisasi untuk mencegah infeksi dan perdarahan lebih lanjut sebelum tindakan lanjut medis.

13. Pada pasien syok sepsis, tanda yang sering muncul:

A. Bradikardi dan kulit dingin
B. Takikardi, demam, hipotensi
C. Hipotermia dan bradikardi
D. Hipertensi dan pucat

Jawaban: B

Syok sepsis ditandai oleh infeksi sistemik → vasodilatasi, hipotensi, takikardi, dan demam tinggi.

14. Pasien henti jantung dengan ritme VF pada monitor. Tindakan segera:

A. Lakukan RJP
B. Defibrilasi segera
C. Berikan adrenalin IV
D. Intubasi

Jawaban: B

Ritme VF/VT tanpa nadi termasuk shockable rhythm — defibrilasi secepatnya menyelamatkan nyawa.

15. Pasien pendarahan berat pada luka di paha. Setelah tekanan langsung gagal, tindakan berikutnya:

A. Kompres hangat
B. Balut longgar
C. Pasang tourniquet proksimal luka
D. Pasang infus

Jawaban: C

Jika tekanan langsung gagal, tourniquet digunakan untuk menghentikan perdarahan ekstremitas.

16. Penilaian “Disability” dalam ABCDE mencakup:

A. Status hemodinamik
B. Kesadaran (GCS), pupil, defisit neurologis
C. Suhu tubuh
D. Jumlah urin

Jawaban: B

Disability menilai fungsi neurologis: GCS, reaksi pupil, dan tanda deficit saraf.

17. Pasien pingsan setelah melihat darah, tekanan darah 85/50 mmHg, nadi lambat. Diagnosis kemungkinan:

A. Syok neurogenik
B. Syok vasovagal
C. Syok hipovolemik
D. Syok anafilaktik

Jawaban: B

Reaksi vasovagal menyebabkan bradikardi dan hipotensi karena stimulasi vagus berlebihan.

18. Pasien dengan luka bakar di wajah dan hidung berjelaga. Tindakan prioritas:

A. Balut luka wajah
B. Beri analgesik
C. Siapkan intubasi dini
D. Berikan cairan RL

Jawaban: C

Luka bakar wajah → risiko edema jalan napas. Intubasi dini mencegah obstruksi.

19. Pasien dengan patah tulang panggul menunjukkan penurunan kesadaran dan nadi cepat. Kemungkinan:

A. Syok hipovolemik
B. Syok kardiogenik
C. Syok neurogenik
D. Syok anafilaktik

Jawaban: A

Fraktur panggul sering menyebabkan perdarahan internal besar → syok hipovolemik.

20. Tindakan keperawatan penting pada pasien syok kardiogenik:

A. Tinggikan kepala 45°
B. Hindari pemberian cairan berlebih
C. Posisikan trendelenburg
D. Berikan RL cepat

Jawaban: B

Pada syok kardiogenik, jantung gagal memompa. Cairan berlebih dapat memperburuk edema paru.

21. Pasien trauma kepala GCS 15 dengan muntah berulang. Tindakan keperawatan:

A. Observasi ketat dan laporkan ke dokter
B. Pasang infus RL cepat
C. Posisikan tidur datar
D. Beri antiemetik oral

Jawaban: A

Muntah berulang pasca trauma kepala menunjukkan tekanan intrakranial meningkat, perlu observasi ketat.

22. Penilaian sirkulasi pada pasien trauma meliputi:

A. Nadi, warna kulit, tekanan darah, waktu pengisian kapiler
B. Tekanan darah dan suhu
C. Suhu kulit saja
D. Denyut jantung

Jawaban: A

Evaluasi circulation (C) mencakup perfusi perifer dan hemodinamik.

23. Saat melakukan triase, pasien dengan napas >30x/menit dikategorikan:

A. Hijau
B. Kuning
C. Merah
D. Hitam

Jawaban: C

Dalam START triage, RR >30 → kategori merah (butuh intervensi segera).

24. Setelah dilakukan RJP selama 2 menit, nadi kembali teraba. Langkah berikutnya:

A. Hentikan ventilasi
B. Lanjutkan RJP
C. Evaluasi dan stabilisasi pasien pasca henti jantung
D. Beri defibrilasi ulang

Jawaban: C

Setelah ROSC (Return of Spontaneous Circulation), fokus pada stabilisasi hemodinamik dan oksigenasi optimal.

25. Dalam tahap "Exposure" pada ABCDE, perawat harus:

A. Membuka pakaian pasien dan menjaga suhu tubuh
B. Mengambil sampel darah
C. Memeriksa tekanan darah
D. Memberikan obat

Jawaban: A

Langkah “Exposure” bertujuan memeriksa seluruh tubuh dari cedera sambil mencegah hipotermia.

Kesimpulan

Soal-soal di atas dirancang untuk membantu Ners memahami prioritas tindakan dalam situasi gawat darurat. Fokus utama tetap pada prinsip ABCDE, penilaian cepat, dan intervensi yang menyelamatkan nyawa.

Latihan rutin dengan soal berbasis kasus seperti ini akan memperkuat kemampuan klinis dan mempersiapkan Anda menghadapi Uji Kompetensi Ners secara lebih percaya diri.

Posting Komentar

0 Komentar